Sejarah Hari Ini (10 November): Mengenang Robert Enke

Leave a Comment
Robert Enke sempat dijagokan menjadi kiper utama Jerman di Piala Dunia 2010, namun ajal keburu menghampirinya.


Hari ini (9/11), tepat enam tahun yang lalu, sepakbola Jerman dibuat terpukul dengan wafatnya penjaga gawang berpengalaman, Robert Enke. Kiper yang pernah bermain di klub top seperti Benfica, Borussia Monchengladbach, Barcelona, Hannover ini meninggal dunia lewat cara yang nahas. Enke memilih bunuh diri dengan menabrakkan diri dihantam kereta ekspres. Padahal tiga hari sebelum kematiannya, Enke masih bermain untuk klubnya, Hannover, melawan Hamburg dalam partai lanjutan Bundesliga. Sontak kabar kematian Enke, yang sudah punya delapan caps bersama timnas Jerman, membuat publik sepakbola dunia terhenyak. Bukan hanya karena status Enke sebagai calon kiper utama timnas Jerman untuk Piala Dunia 2010, tetap juga motif di balik aksi bunuh dirinya tersebut. Istri Enke, Teresa, mengakui bahwa suaminya ternyata menderita depresi akut sejak tahun 2003. Depresi itu semakin menjadi-menjadi setelah anak perempuannya, Lara, meninggal dunia di tahun 2006 pada usia dua tahun karena kelainan jantung. Enke kemudian dilanda perasaan bersalah, namun berusaha menutupinya seiring ia malang melintang berkarier di Portugal, Spanyol, Turki, hingga kembali ke Jerman bersama Hannover. Kondisinya sempat membaik, namun pada September 2009 ia menderita radang usus sehingga membuat depresinya kembali kambuh. Tanpa disangka, rasa nestapa yang kian memuncak itu menggiringnya kepada aksi nekat dengan membiarkan diri ditabrak kereta di kawasan Neustadt am Ruebenburge, distrik pinggiran kota Hannover. Ia meninggalkan seorang istri dan seorang putri angkat bernama Leila yang masih berusia delapan bulan ketika itu. Selama 14 tahun menjadi kiper di sepakbola profesional, Enke dikenal sebagai pribadi introvert yang lebih senang membaca buku di waktu senggang ketimbang menikmati hingar-bingar dunia malam. Ia bukan sosok yang gemar memicu insiden-insiden kontroversial seperti halnya Oliver Kahn atau Jens Lehmann. Namun, bukan berarti karier Enke berlangsung mulus. Setelah tampil cukup baik di awal karier bersama Carl Zeiss Jena dan Gladbach, Enke memutuskan hijrah ke luar negeri dengan Benfica sebagai klub tujuannya pada tahun 1999. Bersama klub Portugal itu, Enke gagal meraih gelar seiring klubnya tersandung krisis keuangan. Namun, Enke tetap menunjukkan performa apik sehingga membuat beberapa klub top Eropa seperti Arsenal, Atletico Madrid, Manchester United, dan Barcelona tertarik merekrutnya. Enke akhirnya memutuskan untuk bergabung ke Barca pada 2002, namun ia kalah bersaing dengan Roberto Bonano dan Victor Valdes. "Menjadi kiper di Barcelona merupakan posisi kiper tersulit di Eropa," demikian pernyataannya ketika itu. Pengalaman buruk Enke berlanjut ketika ia dipinjamkan di Fenerbahce dan Tenerife, sebelum akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke Jerman dan bergabung dengan Hannover pada 2004. Bersama Hannover, Enke membuka lembaran baru. Ia mendapat pengakuan dengan menempati tempat utama dan menjadi kapten tim. Bersama Hannover 96, Enke mencatatkan penampilan terbanyak di level klub dan juga pernah meraih dua gelar penjaga gawang terbaik Jerman versi Kicker Magazine. Berkat performa apik di Hannover, Enke dipanggil timnas Jerman pun memanggilnya. Ia juga menjadi bagian dari skuat Die Mannschaft di Piala Dunia 2006 dan Piala Eropa 2008 meski tak sekali pun bermain. Pensiunnya Jens Lehmann membuat posisi kiper utama timnas menjadi milik Enke dan ia diperkirakan akan menjadi Torwart utama Jerman di Afrika Selatan 2010. Sayang, kematian mendadak sang kiper mengubah rencana itu. Menyusul meninggalnya Enke, timnas Jerman dan klub-klub yang pernah ia bela memberikan penghormatan khusus kepadanya. Enke dimakamkan di Neustadt, tepat di sebelah nisan putrinya, Lara. Pemerintah kota Hannover turut mengabadikan Enke lewat pemberian nama jalan “Robert-Enke-Strasse”.

Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 komentar:

Post a Comment

Protected by

DMCA.com Protection Status